Kamis, 31 Mei 2018

Nama-nama Lain Bulan Ramadhan

Nama-nama Lain Bulan Ramadhan






Ramadhan adalan bulan yang paling istimewa dibanding dengan bulan yang lainnya. Sejumlah peristiwa penting terjadi di bulan suci ini. Momen pelipatgandaan pahala ini juga berlimpah ibadah-ibadah khusus, yang memacu umat Islam berlomba-lomba dalam meraih keutamaan di bulan Ramadhan.

Minggu, 27 Mei 2018

Hukum Menerima THR dari Non-Musli

Hukum Menerima THR dari Non-Muslim



THR yang diberikan orang non-muslim tersebut pada dasarnya masuk dalam kategori hadiah. Karena pemberian tersebut tanpa konpensasi. Maka sebelum mengulas tersebut kami akan menjelaskan sedikit tentang hukum memberikan hadiah. 

Tiga Peristiwa Penting di Bulan Ramadhan dalam Sejarah Nabi

Tiga Peristiwa Penting di Bulan Ramadhan dalam Sejarah Nabi

Sudah menjadi hal yang maklum bahwa Ramadhan adalah bulan yang mulia, bulan penuh berkah. Bulannya orang berpuasa, bulannya orang beribadah. Namun, tahukah anda apa saja peristiwa besar dalam sejarah hidup Nabi yang terjadi di bulan Ramadhan? Berikut ini penjelasannya.

Jumat, 25 Mei 2018

Non-Muslim yang Berjasa kepada Rasulullah

Non-Muslim yang Berjasa kepada Rasulullah



Dalam episode kehidupan Nabi Muhammad ada sejumlah orang yang tidak atau (saat itu belum) bergabung dalam barisan umat, namun telah membantu Nabi Muhammad ﷺ dengan cara mereka masing-masing. Mereka melindungi, memandu, membantu dan berteman setia kepada Nabi Muhammad dan secara tidak langsung membantu perjuangan dakwah Nabi Muhammad.

Rabu, 23 Mei 2018

Keistimewaan Orang yang Sibuk Membaca Al-Qur'an

Keistimewaan Orang yang Sibuk Membaca Al-Qur'an




Di antara pintu terbesar untuk mencapai kelapangan hidup agar tidak terjebak dalam kesempitan yang membelenggu adalah dengan membaca Al-Qur'an. Hati bisa sewaktu-waktu berkarat sebagaimana besi, mengingat kematian dan membaca Al-Qur'an merupakan media pembersih karat tersebut. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berikut:

Senin, 21 Mei 2018

Sejarah Puasa Ramadhan

Sejarah Puasa Ramadhan




Puasa bagi umat Islam memiliki makna yang sangat mendalam dalam rangka penghambaan manusia kepada Allah SWT. Puasa tidak hanya ibadah yang memerlukan peran fisik, tetapi juga memerlukan kesehatan batin, bahkan mampu menyempurnakan batin menjadi hamba yang bertakwa.

Rabu, 16 Mei 2018

BOM BUNUH DIRI BUKANLAH JIHAD BUKAN PULA ISTISYHAD (Mencari Syahid)!!

 BOM BUNUH DIRI BUKANLAH JIHAD BUKAN PULA ISTISYHAD (Mencari Syahid)!!



Islam adalah agama rahmatan lil 'alamin. Bahkan, syariat jihad itu sendiri merupakan salah satu bukti nyata misi rahmatan lil 'alamin tersebut. Namun, keindahan syariat jihad menjadi tercemar dan terkesan buruk karena tindakan kelompok-kelompok radikal-teroris.

Selasa, 15 Mei 2018

Investasi Syariah yang Paling Menguntungkan Dengan Cara Halal

 Investasi Syariah yang Paling Menguntungkan Dengan Cara Halal




Investasi menjadi solusi bagi sebagian besar masyarakat untuk menyimpan hartanya dengan harapan bisa mendapatkan keuntungan dari hasil investasi tersebut. Menginvestasikan harta bisa menjadi tabungan dan meningkatkan kekayaaan dengan cara aman untuk masa depan bagi keluarga Anda.

Senin, 14 Mei 2018

Definisi Rukhsah dan Pembagian Hukumnya

Definisi Rukhsah dan Pembagian Hukumnya


Dalam beribadah Allah ternyata tidak selalu memberikan hukum yang berlaku permanen. Allah memberikan keringanan-keringanan kepada orang tertentu dalam kondisi tertentu. Hal ini mengingat keadaan yang dihadapi oleh seorang hamba tidak selalu berjalan mulus. Terkadang ada beberapa kesusahan yang menjadikan ia terhalang untuk melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu.

Mengapa Kita Harus Bermazhab

Mengapa Kita Harus Bermazhab



Dalam beragama (Islam) kita sering mendengar ada sebagian Muslim yang menyatakan bahwa dalam mempelajari dan mengamalkan ajaran agama kita tidak perlu menganut mazhab imam tertentu karena cukup langsung merujuk kepada Al-Qur’an dan as-Sunnah. Karena kedangkalan ilmunya maka mereka menyangka bahwa para mujtahid atau imam mazhab dalam beragama itu tidak berpedoman, melanggar keduanya atau memahami agama tanpa dalil dan tanpa metode. Jadi, dalam beragama perlukah kita bermazhab, dan apakah hakikat bermazhab itu?

Dalil-dalil Cinta Tanah Air dari Al-Qur’an dan Hadits

Dalil-dalil Cinta Tanah Air dari Al-Qur’an dan Hadits



Nasionalisme berasal dari kata nation (B. Inggris) yang berarti bangsa. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, kata bangsa memiliki beberapa arti: (1) kesatuan orang yang bersamaan asal keturunan, adat, bahasa, dan sejarahnya serta berperintahan sendiri; (2) golongan manusia, binatang atau tumbuh-tumbuhan yang mempunyai asal usul yang sama dan sifat khas yang sama atau bersamaan, dan (3) kumpulan manusia yang biasanya terikat karena kesatuan bahasa dan kebudayaan dalam arti umum, dan biasanya menempati wilayah tertentu di muka bumi (Lukman Ali. Dkk., Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka, 1994, hal. 98).

Hukum Qadha Puasa Setelah Lewat Nisfu Sya‘ban

Hukum Qadha Puasa Setelah Lewat Nisfu Sya‘ban



Semoga Allah menurunkan rahmat-Nya untuk kita semua. Utang puasa harus dibayar karena itu adalah hak Allah meskipun manfaatnya berpulang kepada manusia, bukan kepada Allah.

Adapun terkait puasa setelah memasuki nisfu Sya’ban atau pertengahan bulan Sya‘ban, ulama berbeda pendapat. Sebagian ulama mengharamkan puasa pada pertengahan bulan Sya‘ban hingga Ramadhan tiba. Mereka mendasarkan pada antara lain hadits riwayat Abu Dawud berikut ini:
عن أبي هريرة أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال إذا انتصف شعبان فلا تصوموا

Artinya, “Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda, ‘Bila hari memasuki pertengahan bulan Sya’ban, maka janganlah kalian berpuasa,’” HR Abu Dawud.

Hukum Menunda Pemakaman Jenazah karena Tunggu Kelengkapan Keluarga

Hukum Menunda Pemakaman Jenazah karena Tunggu Kelengkapan Keluarga



Assalamualaikum wr wb

Semoga Allah menurunkan rahmat-Nya untuk kita semua. Pemakaman jenazah Muslim adalah salah satu kewajiban mereka yang masih hidup. Ulama telah menyepakati kewajiban pemakaman jenazah sebagaimana keterangan Ibnu Rusyd berikut ini:


أجمعوا على وجوب الدفن والأصل فيه قوله تعالى: أَلَمْ نَجْعَلِ الْأَرْضَ كِفَاتاً أَحْيَاءً وَأَمْوَاتاً وقوله: فَبَعَثَ اللَّهُ غُرَاباً يَبْحَثُ فِي الْأَرْضِ


Dari Memaklumi Perbedaan

Dari Memaklumi Perbedaan



Suatu hari Rasulullah ﷺ berpesan kepada para sahabatnya yang akan melakukan sebuah perjalanan:

لَا يُصَلِّيَنَّ أَحَدٌ الْعَصْرَ إِلَّا فِي بَنِي قُرَيْظَةَ

“Janganlah ada satu pun yang shalat ‘Ashar kecuali di perkampungan Bani Quraidhah.”

Ketika Nabi mengatakan hal itu, ada sebagian sahabat sudah menunaikan shalat Ashar. Pesan itu diingat-ingat betul oleh mereka. Tidak ada masalah, hingga di tengah perjalanan mereka berselisih pendapat saat waktu Ashar mau habis sedangkan mereka belum sampai di perkampungan Bani Quraidhah.

Pelajaran dalam Peristiwa Isra’ Mi’raj

Pelajaran dalam Peristiwa Isra’ Mi’raj



Isra’ Mi’raj adalah peristiwa yang agung, yaitu Allah subhanahu wata’ala memberikan keistimewaan pada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam untuk melakukan perjalanan mulia bersama malaikat Jibril mulai dari Masjidil Haram Makkah menuju Masjidil Aqsha Palestina. Kemudian dilanjutkan dari Masjidil Aqsha menuju Sidratil Muntaha untuk menghadap Allah subhanahu wata’ala sang pencipta Alam semesta. Sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala dalam surat Isra’ ayat 1:

سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ

Artinya: Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjid Aqsho yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.

Cara Allah Memuliakan Bulan Sya’ban

Cara Allah Memuliakan Bulan Sya’ban



Secara bahasa, sya'ban berasal dari kata syi'ab yang artinya jalan di atas gunung. Makna ini selaras dengan posisi bulan Sya’ban yang menyongsong bulan Ramadhan. Hal ini merupakan kiasan bahwa bulan kedelapan dalam kalender Hijriyah tersebut merupakan momen tepat untuk menapaki jalan kebaikan secara lebih intensif, mempersiapkan diri menyambut bulan paling mulia, yakni Ramadhan.

Amanat dan Sikap Adil

Amanat dan Sikap Adil



إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا الْأَمَانَاتِ إِلَىٰ أَهْلِهَا وَإِذَا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّاسِ أَنْ تَحْكُمُوا بِالْعَدْلِ ۚ إِنَّ اللَّهَ نِعِمَّا يَعِظُكُمْ بِهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ سَمِيعًا بَصِيرًا 

Artinya, “Sesungguhnya Allah memerintahkan kalian menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (memerintahkan kalian) apabila menetapkan hukum di antara manusia untuk menetapkannya dengan adil. Sungguh Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepada kalian. Sungguh Allah Maha Mendengar dan Maha Melihat,” (Surat An-Nisa’ ayat 58).

Perbedaan Salaf, Salafi, dan Salafiyah

Perbedaan Salaf, Salafi, dan Salafiyah



Membicarakan makna “salaf” tidak hanya terpaku pada satu makna. Sebagaimana yang kita tahu bahwa Bahasa Arab itu memiliki banyak makna dalam satu kata bakunya yang jika dikembangkan ke berbagai wazan, maka artinya pun beda, begitu juga denga perbedaan harakat.

Istilah ini sejak dulu sudah digunakan di Indonesia, contohnya pesantren salafiyah yang berarti metodenya masih menggunakan metode salaf dalam proses menyalurkan pengetahuan, yaitu sorogan dan bandongan atau dalam istilah ilmu hadits yaitu tahammul wal ada’ via qira’ah ‘ala syaikh (murid membaca kepada guru) atau sima’ min syaikh (guru yang membaca dan murid yang mendengarkan).

Perbedaan Syariat Islam dan Fiqih

Perbedaan Syariat Islam dan Fiqih



Kita mengawalinya dengan definisi syariat. Imam Abu Muhammad Ali bin Hazm dalam kitab Al-Ihkam fi Ushulil Ahkam, Beirut: Darul Afaq, 2001 M, juz III, halaman 137:

وأما الشريعة فهي أن يأتي نص قرآن أو سنة أو نص فعل منه عليه السلام أو إقرار منه عليه السلام أو إجماع

Artinya, “Syariat ialah jika terdapat teks yang jelas (tidak multitafsir) dari Al-Quran, teks sunah (hadits), teks yang didapat dari perbuatan Nabi SAW, teks yang didapat dari taqrir Nabi SAW, dan ijma’ para sahabat,” (Ibnu Hazm, Al-Ihkam fi Ushulil Ahkam, Beirut, Darul Afaq, 2001 M, juz III, halaman 137).

Muslim Terhadap Non-Muslim

Muslim Terhadap Non-Muslim


Dalam kajian Islam, kita menemukan setidaknya dua kategori non-Muslim dalam Islam, yaitu kafir harbi dan kafir dzimmi atau sering disebut ahli dzimmah. Kafir harbi merujuk pada non-Muslim yang memusuhi umat Islam dan berusaha menghalangi dakwah Islam. Sementara kafir dzimmi adalah non-Muslim yang hidup damai dan bergaul bahu-membahu dengan umat Islam. Ciri kafir dzimmi disinggung dalam Tafsir Al-Qasimiberikut ini:
وأما أهل الذمة الذين بين أظهرنا، ممن رضي بأداء الجزية لنا وسالمنا، واستكان لأحكامنا وقضائنا، فأولئك لا تشملهم الآية؛ لأنهم ليسوا بمحادّين لنا بالمعنى الذي ذكرناه

Artinya, “Adapun ahlud dzimmah yang ada di tengah masyarakat kita, termasuk mereka yang rela membayar retribusi kepada kita, hidup damai dengan kita, dan tunduk pada regulasi dan putusan pemerintah kita, maka mereka itu tidak tercakup dalam ayat ini karena mereka tidak melakukan perlawanan terhadap kita sebagai makna yang kami jelaskan,” (Lihat M Jamaluddin Al-Qasimi, Tafsirul Qasimi atau Mahasinut Ta‘wil, [tanpa catatan kota dan tahun], cetakan pertama, juz XVI, halaman 5731).

Jenis dan Pengertian Hukum Syariat

Jenis dan Pengertian Hukum Syariat



Sering kali sebuah istilah kita pakai dalam keseharian tanpa kita ketahui apa definisinya, termasuk dalam hal ini ialah definisi macam-macam hukum taklifi. Kita tahu bahwa shalat lima waktu hukumnya wajib, tapi kita tidak mengerti persis definisi dari wajib itu sendiri apa.

Jenis-jenis Wajib dalam Hukum Islam

Jenis-jenis Wajib dalam Hukum Islam



Hukum wajib ialah perbuatan yang apabila dikerjakan akan mendapatkan pahala dan apabila ditinggalkan akan mendapatkan siksa. Syekh Wahbah Az-Zuhaily dalam Ushulul Fiqhil Islamy menjelaskan bahwa hukum wajib bisa dibagi dari empat sudut pandang:

للواجب تقسيمات أربعة: أولا من حيث زمن الأداء. ثانيا من حيث تقديره. ثالثا من حيث الملزم بفعله. رابعا من حيث تعيين المطلوب به

Artinya, “Wajib terbagi menurut empat sudut pandang: Pertama dari sudut pandang waktu pengerjaannya, Kedua dari sudut pandang takarannya, Ketiga dari sudut pandang subyek pelaku, Keempat dari sudut pandang penentuan obyeknya,” (Lihat Syekh Wahbah Az-Zuhaily, Ushulul Fiqhil Islamy, [Damaskus: Darul Fikr, 2005 M], juz I, halaman 56).

Makna Kembali kepada Al-Qur'an-Hadits

Makna Kembali kepada Al-Qur'an-Hadits


Slogan kembali kepada Al-Qur’an dan hadits tidak boleh dimakan secara mentah. Jika semangat kembali kepada Al-Qur’an dan hadits hanya dimaknai mengacu Al-Qur’an dan hadits secara tekstual begitu saja, maka akan timbul aneka macam kekacauan dalam memahami Al-Qur'an maupun hadits itu sendiri. Padahal kekacauan dalam kedua sumber utama ajaran Islam tersebut adalah hal yang mustahil. 

Pengertian Hijrah dan Jihad

Pengertian Hijrah dan Jihad


Hijrah dan jihad sering dikaitkan di dalam satu bab hadits. Hijrah dan jihad merupakan perintah Allah yang memiliki keutamaan luar biasa. Hijrah dan jihad memerlukan pengorbanan maksimal. Dengan hijrah dan jihad, seseorang “harus” rela meningggalkan kampung halaman, harta, aset, jaringan bisnis, dan lain sebagainya. Hal ini tergambar pada Surat At-Taubah ayat 111 sebagai berikut:

إِنَّ اللَّهَ اشْتَرَى مِنَ الْمُؤْمِنِينَ أَنْفُسَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ بِأَنَّ لَهُمُ الْجَنَّةَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَيَقْتُلُونَ وَيُقْتَلُونَ وَعْدًا عَلَيْهِ حَقًّا فِي التَّوْرَاةِ وَالْإِنْجِيلِ وَالْقُرْآنِ وَمَنْ أَوْفَى بِعَهْدِهِ مِنَ اللَّهِ فَاسْتَبْشِرُوا بِبَيْعِكُمُ الَّذِي بَايَعْتُمْ بِهِ وَذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ 

Artinya, “Sungguh, Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu membunuh atau terbunuh sebagai janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil, dan Al-Quran. Siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu. Itulah kemenangan yang besar,” (Surat At-Taubah ayat 111).

Paradigma Pancasila dalam Tafsir Al-Qur'an

Paradigma Pancasila dalam Tafsir Al-Qur'an


Sudah sepatutnya memahami teks Al-Qur’an harus mempertimbangkan konteks, baik di mana Al-Qur’an diturunkan maupun ruang di mana Al-Qur’an akan diaplikasikan. Hal ini meniscayakan untuk tidak buta terhadap konteks dan realitas sosial yang dihadapi. 

Mengapa demikian? Sebuah penafsiran tidak mungkin memberi perubahan tanpa melibatkan konteks partikular dimana Al-Qur’an akan difungsikan. Saya sepakat dengan Farid Esack, pemikir Islam berkebangsaan Afrika Selatan, bahwa penafsiran yang bersifat universal dan bebas nilai hanyalah nonsense.Penafsiran justru akan berhasil jika melibatkan nilai-nilai partikular di mana sang penafsir hidup.

Surat al-Fath Ayat 29: Benarkah Muslim Harus Keras terhadap Orang Kafir?

Surat al-Fath Ayat 29: Benarkah Muslim Harus Keras terhadap Orang Kafir?

Gambar terkait

Surat al-Fath berjumlah 29 ayat yang semuanya turun dalam konteks perjanjian Hudaibiyah. Oleh karena itu, memahami ayat terakhir dalam surat ini juga tidak bisa sepotong-sepotong, karena kita harus memahami keseluruhan konteks ayat-ayat sebelumnya, plus pemahaman utuh tentang perjanjian hudaibiyah. Inilah yang dilakukan oleh Imam al-Alusi, pengarang Tafsir Ruhul Ma’ani yang harus berpanjang lebar menceritakan persitiwa hudaibiyah sebelum menjelaskan potongan ayat 29 di bawah ini:


مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ


Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka…

Buka Puasa Bersama di Rumah Ibadah Non-Muslim dalam Islam

Buka Puasa Bersama di Rumah Ibadah Non-Muslim dalam Islam

Hasil gambar untuk gambar islami

Assalamu ‘alaikum wr.wb

Hal-hal yang harus diperhatikan adalah makanannya, tempat berbuka puasanya, kebersamaan Muslim yang berpuasa dengan non-Muslimnya, atau siapa yang mengundangnya? 

Pertama masalah makanannya. Kalau makanan yang dihidangkan untuk berbuka puasa itu terbuat dari zat yang diharamkan seperti babi, anjing, khamar, dan segala bentuk makanan dan minuman, jelas memakan dan meminumnya adalah haram.

Larangan Merusak Rumah Ibadah Non-Muslim dalam Islam dan Akibatnya

Larangan Merusak Rumah Ibadah Non-Muslim dalam Islam


Larangan Merusak Rumah Ibadah Non-Muslim dalam Islam
Dalam kitab at-Tabaqât karya Ibnu Sa’d dikisahkan bahwa ketika datang utusan Kristen dari Najran berjumlah enam puluh orang ke Madinah untuk menemui Nabi, Nabi menyambut mereka di Masjid Nabawi. Menariknya, ketika waktu kebaktian tiba, mereka melakukan kebaktian di masjid. Sementara itu, para sahabat berusaha untuk melarang mereka. Namun Nabi memerintahkan: da’ûhum ‘biarkanlah mereka’.

Melalui perintah ini, sahabat memahami bahwa Nabi mempersilahkan mereka untuk menggunakan Masjid Nabawi sebagai tempat kebaktian sementara. Mereka melakukan kebaktian dengan menghadap ke timur sebagai arah kiblat mereka. Peristiwa bersejarah yang menunjukkan sikap toleransi nabi ini terjadi di hari minggu setelah Asar tahun 10 H. Peristiwa ini juga terekam dengan sangat baik dalam beberapa babon kitab sejarah seperti Târîkh al-Umam wa al-MulukSîrah Ibn HisyamSîrah Ibn Ishaq dan lain-lain.

Postingan Populer